Ketika kaki pun menyusuri deretan cemara menemani dalam sebuah perjalanan
Ya, rasanya sederhana meski segera berlalu
Kenangan pun mengiris dada perlahan
Membisikkan telinga untuk merindu sejenak
Entah mengapa klise tersebut memutar kembali
Berat...
Seberat tekanan di dada
Perih...
Seperih hati yang tergores air mata
Sakit...
Sesakit mengingat ia hadir kembali
Sayang...
Semua itu hanyalah kenangan
Lupakanlah dan menegarlah
Biarlah ia menyesal di kemudian hari
Bagaimana mungkin
Diri ini seolah karang dalam naungan sang ombak bergemuruh
Tabah dan kuatlah
Waktu pun segera mengulurkan tangannya
Ketika alam berkehendak
Biarlah daku menjadi kejora terindah di mata penjuru langit
Jakarta, 24 Juli 2019
Winatuyy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar