Sabtu, 29 Oktober 2022

Sebatas Kata

 

Semuanya berakhir dengan sepatah kata. Kita akhiri disini. Mengucapkannya bukanlah hal yang mudah. Dipenuhi perjuangan usai menahan perih yang terkubur dalam dada. Teramat dalam hingga akal pun tak mampu mencerna segala hal dengan jernih. Tanpa disadari pandangan ini telah membuta dalam ribuan purnama.

Entahlah apa mau semesta. Mungkin semuanya terjadi karena alam mau mengajarkan sesuatu. Disesali pun juga sia-sia. Ribuan purnama telah berlalu. Namun, raga ini hanya mampu menerima bahwa semuanya telah berlalu. Sanubari membisikkan untuk berbahagia. Berbahagialah karena jiwa dan raga terlepas dari racun yang mematikan.

Uniknya, racun yang telah dinikmati terasa nikmat. Setelah dilalui, dampaknya mematikan perlahan. Layaknya gelas yang dinodai oleh sabun. Lalu air pun mengaliri untuk membersihkan semua noda yang melekat di gelas.

Dikala melangkah ditemani teriknya mentari. Dahaga pun menusuk tenggorokan ini. Sepanjang kaki ini melangkah pun hanyalah seorang diri. Namun, air pun menghampiri dan menyirami keringnya kerongkongan. Air pun hadir memuaskan dahaga yang amat menyesakkan.

Begitulah sang waktu menyerap semuanya untuk bangkit menjadi pribadi yang lebih baik. Berterima kasihlah kepada sang waktu atas kesempatan yang diberikan. Demikianlah sebatas kata bersama heningnya malam yang didampingi bintangnya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar